Informasi Energi Alam

Info Sumber Energi Alam dan Energi Surya serta Sumber Energi Untuk Keperluan Hidup Manusia

Kronologi Dan Penemuan Modul Energi Surya
Energi Matahari

Kronologi Dan Penemuan Modul Energi Surya

Kronologi Dan Penemuan Modul Energi Surya – Ide memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik telah ada selama berabad-abad, namun baru pada akhir abad ke-19 para ilmuwan mulai serius mengeksplorasi konsep tersebut. Pada tahun 1839, fisikawan Perancis Alexandre Edmond Becquerel menemukan efek fotovoltaik, kemampuan beberapa bahan untuk mengubah cahaya menjadi listrik. Penemuan ini meletakkan dasar bagi pengembangan modul surya modern.

 

Kronologi Dan Penemuan Modul Energi Surya

Kronologi Dan Penemuan Modul Energi Surya

energiasolaraldia – Sel surya praktis pertama ditemukan pada tahun 1954 oleh insinyur Bell Labs Daryl Chapin, fisikawan Calvin Fuller, dan Gerald Pearson. Penemuan mereka menggunakan silikon sebagai semikonduktor untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik, dan prototipe pertama mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk memberi daya pada perangkat kecil. Terobosan ini mengarah pada penelitian dan pengembangan lebih lanjut di bidang energi surya, dan pada tahun-tahun berikutnya, para ilmuwan dan insinyur terus menyempurnakan teknologi tersebut, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biayanya.

Saat ini, energi surya adalah industri yang berkembang pesat, dengan panel surya dipasang di rumah, bisnis, dan bangunan lainnya di seluruh dunia. Baik pemerintah maupun perusahaan berinvestasi besar-besaran pada energi surya untuk memerangi perubahan iklim, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan menyediakan energi bersih dan terbarukan bagi masyarakat mereka. Seiring dengan kemajuan teknologi, energi surya kemungkinan akan memainkan peran yang semakin penting dalam memenuhi kebutuhan energi global di tahun-tahun mendatang.

Sejarah energi matahari dimulai pada zaman kuno, ketika orang menggunakan energi matahari untuk menyalakan api dan memanaskan rumah mereka. Orang-orang Yunani dan Romawi menggunakan energi matahari untuk menghangatkan rumah dan tempat pemandian mereka. Pada abad ke-18, ilmuwan Swiss Horace de Saussure mengembangkan oven surya pertama yang dapat memanaskan hingga 230°F menggunakan sinar matahari.

Namun, baru pada abad ke-19, para ilmuwan mulai memahami potensi energi matahari untuk menghasilkan listrik. Pada tahun 1839, ilmuwan Perancis Edmond Becquerel menemukan efek fotovoltaik, yang menunjukkan bahwa bahan tertentu dapat menghasilkan arus listrik ketika terkena cahaya. Demikianlah sejarah singkat energi surya.

Pada tahun 1954, fisikawan Amerika Gerald Pearson, Daryl Chapin dan Calvin Fuller menemukan sel surya praktis pertama di Bell Labs. Sel surya terbuat dari silikon dan mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik. Penemuan ini menandai tonggak penting dalam sejarah energi surya dan membuka jalan bagi pengembangan panel surya modern.

Meskipun energi surya telah mengalami kemajuan besar sejak pertama kali diperkenalkan, masih banyak hal yang dapat ditemukan dan diciptakan dalam bidang ini. Salah satu bidang penelitiannya adalah mengembangkan panel surya yang lebih efisien yang dapat menangkap lebih banyak sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Para ilmuwan juga menjajaki penggunaan material baru seperti perovskit, yang dapat membuat panel surya lebih murah dan mudah diproduksi.

Bidang penelitian lainnya adalah pengembangan solusi penyimpanan energi yang dapat menyimpan kelebihan energi matahari untuk digunakan saat matahari tidak bersinar. Saat ini, baterai adalah solusi paling umum untuk penyimpanan energi, namun para ilmuwan sedang meneliti bahan dan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

Pada tahun 1970-an, kemajuan teknologi dan proses manufaktur membuat panel surya lebih terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat. Krisis minyak pada tahun 1970an juga memicu minat terhadap sumber energi alternatif, termasuk energi surya.

Panel surya dikembangkan melalui serangkaian penemuan dan kemajuan di bidang fotovoltaik, konversi cahaya menjadi listrik. Pengamatan pertama terhadap efek fotovoltaik, yang menyatakan bahwa beberapa bahan menghasilkan arus listrik ketika terkena cahaya, dilakukan pada tahun 1839 oleh fisikawan Perancis Alexandre-Edmond Becquerel.

Penemu Amerika pada akhir abad ke-19, Charles Fritts, mengembangkan sel surya pertama dengan melapisi selenium dengan lapisan tipis emas untuk menciptakan lapisan tipis semi-transparan yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik. Namun, sel surya awal ini tidak efisien dan mahal untuk diproduksi, dan baru pada pertengahan abad ke-20 kemajuan signifikan dicapai dalam pengembangan panel surya.

Pada tahun 1954, para peneliti di Bell Labs menemukan bahwa silikon adalah bahan yang sangat efisien untuk membuat sel surya. Hal ini mengarah pada pengembangan sel surya silikon praktis pertama, yang memiliki efisiensi sekitar 6%. Pada dekade-dekade berikutnya, perbaikan dalam proses manufaktur dan bahan-bahan yang digunakan dalam sel surya menghasilkan peningkatan efisiensi dan keterjangkauan yang signifikan, menjadikan energi surya sebagai pilihan yang lebih layak bagi banyak orang dan bisnis.

Saat ini, panel surya terbuat dari berbagai bahan, termasuk silikon, kadmium telurida, serta tembaga, indium, dan galium selenida. Bahan-bahan ini diubah menjadi sel tipis dan datar yang dihubungkan membentuk panel surya. Panel surya kemudian dihubungkan ke inverter, yang mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan panel menjadi arus bolak-balik (AC), yang dapat digunakan untuk memberi daya pada rumah dan bisnis.

Energi surya berasal dari matahari, yang merupakan sumber energi yang kuat dan melimpah. Energi matahari tercipta melalui proses yang disebut fusi nuklir, yang menghasilkan panas dan cahaya dalam jumlah besar. Energi ini ditransfer ke Bumi dalam bentuk sinar matahari.

Energi matahari telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun, sejak peradaban kuno yang menggunakan energi matahari untuk menyalakan api dan memanaskan rumah mereka. Penggunaan energi matahari pertama kali diketahui dilakukan oleh orang Yunani dan Romawi, yang membangun rumah mereka menghadap ke selatan untuk menangkap panas matahari selama bulan-bulan musim dingin.

Orang Mesir kuno juga memanfaatkan energi matahari dengan menggunakan cermin besar untuk memantulkan sinar matahari ke benda suci dan menggunakan energi matahari untuk memanaskan air mandi. Di Tiongkok, energi matahari digunakan untuk mengeringkan tanaman dan bahkan menyalakan api menggunakan cermin dan lensa.

Di zaman modern, asal usul energi matahari dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19, ketika para ilmuwan mulai memahami ilmu di balik fotovoltaik dan konversi cahaya menjadi listrik. Meskipun teknologi ini masih dalam tahap awal, penemuan awal ini membuka jalan bagi pengembangan panel surya modern dan meluasnya penggunaan energi surya sebagai sumber listrik yang bersih dan terbarukan.

 

 

Baca juga : Rekomendasi Toko Mainan Terpercaya Dan Terbaik Untuk Si Kecil

 

Lapangan panel surya pertama dibangun di Gurun Mojave di California pada awal tahun 1980an. Proyek Sistem Pembangkit Energi Surya (SEGS) terdiri dari sembilan pembangkit listrik tenaga surya yang menghasilkan total listrik sebesar 354 megawatt. Proyek SEGS mewakili tonggak penting dalam pengembangan energi surya dan membantu menunjukkan kelayakan energi surya skala besar.

Lapangan panel surya pertama, juga dikenal sebagai taman surya, diciptakan pada tahun 1980-an, beberapa dekade setelah penemuan panel surya pertama. Lapangan tersebut dibangun di Carrizo Plain, California dan dibangun oleh ARCO Solar, anak perusahaan Atlantic Richfield Company.

Pembangkit listrik tenaga surya Dataran Carrizo terdiri dari 108 panel surya dan memiliki total kapasitas 1 megawatt, cukup untuk memberi daya pada sekitar 200 rumah. Proyek ini mewakili tonggak penting dalam sejarah energi surya karena menunjukkan kelayakan produksi energi surya skala besar dan memicu minat dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya yang lebih besar.

Sejak saat itu, bidang panel surya menjadi semakin umum di seluruh dunia, dan banyak negara berinvestasi besar-besaran pada energi surya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim. Saat ini, terdapat banyak bidang panel surya yang dapat menghasilkan ratusan megawatt listrik dan memberi daya pada seluruh kota dan wilayah dengan energi bersih dan terbarukan.

Di Amerika Serikat, penggunaan energi surya untuk aplikasi perumahan dan komersial mendapatkan momentumnya pada tahun 1970an selama krisis minyak. Pemerintah federal telah memperkenalkan insentif pajak dan pendanaan untuk penelitian energi surya, dan beberapa negara bagian telah memperkenalkan insentif surya mereka sendiri. Pada tahun 1980an, energi surya digunakan untuk listrik di rumah, sekolah, dan bisnis di seluruh negeri.

Teknologi energi surya terus mengalami kemajuan pada tahun 1990an dan 2000an, menghasilkan panel surya yang lebih efisien dan terjangkau. Saat ini, energi surya merupakan industri yang sedang berkembang, dengan jutaan rumah dan bisnis di Amerika Serikat dan di seluruh dunia menggunakan panel surya.

Meskipun Charles Fritts dianggap sebagai penemu panel surya pertama, teknologinya telah disempurnakan dan ditingkatkan selama bertahun-tahun oleh banyak ilmuwan dan insinyur, termasuk Albert Einstein dan peneliti di Bell Labs. Saat ini, teknologi panel surya terus berkembang dan meningkat, dengan para peneliti berupaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

Kisah energi surya adalah salah satu inovasi dan kemajuan, dengan teknologi yang terus maju dan semakin mudah diakses oleh orang-orang di seluruh dunia.

Manusia telah menggunakan energi matahari selama ribuan tahun, sejak peradaban kuno menggunakan energi matahari untuk menyalakan api dan memanaskan rumah mereka. Namun, penggunaan energi matahari sebagai sumber listrik yang dapat diandalkan dimulai pada akhir abad ke-19 dengan ditemukannya efek fotovoltaik. Sejak itu, energi surya menjadi semakin populer, dengan jutaan rumah dan bisnis menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik.

 

Modul Energi Surya

 

Di Amerika Serikat, sejarah energi surya dapat ditelusuri kembali ke tahun 1970an, ketika krisis minyak memicu minat terhadap sumber energi alternatif. Saat ini, energi surya merupakan industri yang berkembang pesat, dan kemajuan baru dalam teknologi dan proses manufaktur menjadikan panel surya lebih terjangkau dan efisien dibandingkan sebelumnya.

1. Modul surya hanya berfungsi saat cuaca cerah di luar:

Ini adalah kesalahpahaman umum. Panel surya juga dapat menghasilkan listrik pada hari mendung, meskipun keluarannya berkurang. Mereka juga dapat menghasilkan listrik pada hari mendung atau saat turun salju.

2. Panel surya terlalu mahal:

Meskipun benar bahwa memasang panel surya di bagian depan bisa mahal, Inilah masalahnya Dalam jangka panjang, manfaat penggunaan energi surya jauh lebih besar daripada investasi awal. Rabat, insentif, dan opsi pembiayaan yang tersedia menjadikan biaya penggunaan tenaga surya lebih terjangkau bagi pemilik rumah dan bisnis.

3. Panel surya memerlukan perawatan terus-menerus:

Panel surya dirancang untuk memerlukan sedikit perawatan dan dapat berfungsi selama bertahun-tahun tanpa perawatan selama pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan apa pun. Pembersihan panel secara teratur sudah cukup untuk menghilangkan kotoran dan kotoran.

4. Panel surya tidak tahan lama:

Panel surya dirancang untuk tahan terhadap kondisi cuaca buruk seperti hujan es, hujan lebat, dll. dan angin kencang. Sebagian besar produsen panel surya menawarkan garansi 20 hingga 25 tahun, yang menunjukkan umur panjangnya.

5. Panel surya tidak efisien:

Jika benar bahwa efisiensi panel surya telah meningkat selama bertahun-tahun Modern panel surya masih dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar meskipun dalam kondisi yang kurang ideal.

6. Panel surya hanya berfungsi di iklim panas:

Panel surya sebenarnya bekerja lebih baik di suhu dingin. Faktanya, suhu tinggi dapat mengurangi efisiensi panel surya dan membuatnya kurang efektif di iklim panas.

7. Panel surya memerlukan banyak ruang:

Meskipun panel surya memerlukan ruang untuk pemasangan, panel surya dapat ditempatkan di atap atau dilain yang tidak terpakai, menjadikannya pilihan bagus untuk rumah dan bisnis dengan ruang terbatas.

8. Panel surya tidak estetis:

Berkat kemajuan teknologi panel surya, panel surya kini tersedia dalam bentuk variasi gaya dan warna yang menjadikannya lebih estetis daripada sebelumnya.

9. Panel surya hanya untuk pecinta lingkungan:

Meskipun beralih ke energi surya tentunya dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan, terdapat juga manfaat ekonomi dari penggunaan energi surya, menjadikannya pilihan cerdas bagi siapa saja yang ingin menghemat biaya energi.

10. Panel surya tidak berfungsi saat listrik padam:

Ini adalah mitos. Ketika panel surya Anda tersambung ke penyimpanan baterai, Anda memiliki akses ke listrik bahkan saat listrik padam, menjadikan energi matahari sebagai sumber energi yang dapat diandalkan bahkan dalam keadaan darurat.

Sejarah energi matahari dimulai sejak ribuan tahun yang lalu, ketika peradaban kuno menggunakan energi matahari untuk menyalakan api dan memanaskan rumah mereka. Penemuan panel surya pertama pada akhir abad ke-19 menandai tonggak sejarah dalam pengembangan energi surya dan membuka jalan bagi panel surya modern. Meskipun masih banyak hal yang dapat ditemukan dan diciptakan dalam bidang ini, energi surya telah menjadi alternatif yang semakin populer dan layak dibandingkan sumber listrik tradisional.