Energi Panas Bumi Dapat Memutus siklus Iklim di Indonesia
Energi Panas Bumi Dapat Memutus siklus Iklim di Indonesia – Potensi produksi energi panas bumi di Indonesia merupakan salah satu (jika bukan yang tertinggi) di dunia. Pemerintah berencana meningkatkan total kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi menjadi 9.300 megawatt (MW) pada tahun 2035.
Energi Panas Bumi Dapat Memutus siklus Iklim di Indonesia
energiasolaraldia – Hal ini sangat ambisius: Indonesia saat ini hanya memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 2.443 MW, nomor dua setelah Amerika Serikat (3.700 MW). Ekspansi ini kemungkinan akan menjadikan negara ini pemimpin global dalam bidang panas bumi.
Energi Pengubah Permainan
Energi panas bumi dapat menjadi pengubah permainan bagi Indonesia, membantu mencapai beberapa tujuan pemerintah:
Memperluas akses universal terhadap listrik. Tingkat elektrifikasi Indonesia masih di bawah 100%. Pertumbuhan populasi yang pesat dan kondisi geografis yang unik menjadikan tantangan ini semakin besar.
Mengurangi emisi karbon dioksida. Indonesia merupakan salah satu penghasil emisi terbesar di dunia, terutama akibat deforestasi dan kebakaran hutan, serta bahan bakar fosil yang digunakan dalam konsumsi energi. Pemerintah menargetkan 25 persen listrik di negara ini berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2030, yang sebagian besar merupakan pembangkit listrik tenaga air.
Baca juga : Bagaimana Energi Laut Menjadi Pemimpin
Memperkuat keberlanjutan perekonomian. Penggunaan energi panas bumi untuk menggantikan bahan bakar fosil yang ada mengurangi ketergantungan pada impor dan dengan demikian mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga bahan bakar.
Sumber daya yang lebih andal. Panas bumi merupakan sumber energi yang stabil, sehingga sangat cocok untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah ada di negara ini tanpa perlu berinvestasi pada layanan tambahan yang dibutuhkan oleh sumber energi terbarukan lainnya.
Tantangan Panas Bumi di Indonesia
Bisnis Berisiko
Pengembangan energi panas bumi di Indonesia (dan di tempat lain) memerlukan biaya awal yang tinggi (survei dan pengeboran) dan risiko tinggi sehingga perusahaan dapat menginvestasikan banyak modal dalam penelitian, namun tidak menemukan sumber yang layak. Oleh karena itu, sulit bagi perusahaan swasta untuk mendapatkan pinjaman dari bank swasta untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pemerintah Indonesia dapat menerima dana dari lembaga-lembaga seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia untuk membantu mengurangi risiko ini dengan menutup sebagian biaya penelitian sehingga mendorong investor lokal dan swasta. Investasi panas bumi yang berhasil dapat meningkatkan minat sektor swasta dan menciptakan pasar listrik panas bumi di Indonesia.
Masalah Lingkungan
Sebagian besar sumber daya panas bumi di Indonesia terletak di dekat hutan atau di hutan tempat dibangunnya pembangkit listrik tenaga panas bumi. Meskipun energi panas bumi itu sendiri mungkin tidak berbahaya bagi lingkungan, pembangunan pembangkit listrik memerlukan infrastruktur seperti jalan raya, yang dapat menimbulkan konsekuensi lingkungan dan sosial terhadap terancamnya satwa liar, air tawar, serta nilai-nilai budaya dan agama. Penting untuk mempertimbangkan potensi biaya ini ketika mengevaluasi kelayakan suatu proyek, terutama ketika membandingkannya dengan sumber energi alternatif yang layak.
Baca juga : Rekomendasi Drama Korea Psikopat Terbaru
Solusi terhadap Paradoks Pertumbuhan-Iklim
Indonesia adalah negara berpendapatan menengah dan memiliki kisah sukses dalam hal pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Hal ini berimplikasi pada peningkatan konsumsi energi, yang berujung pada peningkatan permintaan energi seiring dengan meningkatnya kekayaan masyarakat.
Jika Anda bergantung pada bahan bakar fosil, konsumsi energi berkontribusi terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim berdampak pada semua sektor perekonomian Indonesia, namun sektor pertanian merupakan sektor yang paling menderita dalam hal produksi dan konsumsi, sehingga mengancam ketahanan pangan, terutama di daerah pedesaan yang miskin. Namun, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu solusi parsial untuk mendukung populasi rentan ini karena:
– memberi masyarakat lebih banyak sumber daya, terutama energi, untuk melindungi diri mereka dari perubahan iklim (misalnya, investasi teknologi seperti pengendalian iklim dan layanan kesehatan yang lebih baik).
-Perubahan struktural di mana masyarakat biasanya berpindah dari sektor sensitif iklim seperti pertanian ke sektor manufaktur dan jasa di mana mata pencaharian mereka tidak terlalu bergantung pada iklim.
Namun, pertumbuhan memerlukan dan meningkatkan konsumsi energi, yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan peningkatan emisi. Negara-negara seperti Indonesia memerlukan pertumbuhan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim, namun pertumbuhan tersebut dapat memperburuk dampaknya jika energi berasal dari bahan bakar fosil dengan emisi tinggi. Di sinilah energi terbarukan seperti panas bumi dapat membawa perubahan dan memutus umpan balik negatif antara pertumbuhan dan perubahan iklim. Energi panas bumi mempunyai potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan rendah karbon.